Ahli Epidemiologi FKM UI Syahrizal Syarif, MPH,Ph.D., menyatakan masyarakat tetap harus disiplin dalam penerapan protokol kesehatan 3M meski vaksin Covid-19 telah tersedia.
Kombinasi antara program vaksinasi Covid-19 yang disiapkan pemerintah dan kebiasaan baik 3M, menjadi paket lengkap untuk Indonesia dalam mengendalikan penularan virus corona.
Hal itu disampaikan, dalam acara Dialog Produktif bertema Vaksin+3M: Jurus Ampuh Lawan covid-19 yang diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) secara virtual.
“Setelah kita mendapat vaksin Covid-19 untuk jangka waktu 6 sampai 1 tahun kita masih harus menggunakan tetap melakukan disiplin untuk protokol kesehatan,” ungkapnya.
Dari segi kesehatan, ia mengatakan vaksin merupakan intervensi kesehatan terbaik di abad ke-20. Dari semua intervensi kesehatan, vaksin ini yang terbukti mampu menurunkan angka kematian dan kesakitan.
“Saya kira perlu untuk meyakinkan masyarakat agar menerima vaksin Covid-19, ini tidak mudah sehingga perlu contoh dari tokoh-tokoh masyarakat”, ujarnya.
Dr. Syahrizal menerangkan, kondisi pandemi Covid-19 yang fluktuatif ini, tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain.
“Pada bulan Mei 2020 saya mengamati, sebetulnya sudah ada 80% negara-negara yang wabahnya dalam kondisi terkendali, dan 20% fluktuatif. Tapi hari ini angkanya berbeda, kondisi wabah fluktuatif menjadi 64%, ini artinya bukan Indonesia saja, tapi dunia pun sedang fluktuatif,” terangnya.
Menurutnya disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M, sangatlah penting dilakukan semua orang sekalipun vaksin telah ada di tengah masyarakat.
“Karena vaksin ini pasti pemberiannya bertahap, munculnya kekebalan kelompok di masyarakat juga bertahap”, terang dr. Syahrizal.
Protokol kesehatan kerap diabaikan oleh masyarakat, terutama dalam menjalankan 3M sebagai satu paket lengkap.
Survei UNICEF bersama AC Nielsen pada 6 kota besar di Indonesia beberapa waktu lalu, menunjukkan bahwa perilaku menjaga jarak kerap terabaikan.
Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa perilaku jaga jarak (47%) lebih rendah daripada memakai masker (71%) dan mencuci tangan (72%). Apabila perilaku ini bisa konsisten dilakukan masyarakat, maka diyakini bahwa akan menekan rantai penularan Covid-19 secara signifikan. Kedatangan vaksin nantinya akan menjadi pelengkap bagi proteksi kesehatan masyarakat yang paripurna.
Sumber : tribunnews.com