Tolak Tegas OPM, Sejumlah Suku Papua Pertahanankan NKRI

Kepala Suku Dani, Kabupaten Puncak Ilaga, Papua, Jembatan Murib, mengingatkan masyarakatnya untuk tetap berpegang teguh terhadap kedaulatan NKRI. menurutnya, pemerintah merupakan wakil Tuhan di bumi ini. Sebagai masyarakat harus patuh terhadap pemerintah.

Perwakilan salah satu suku Papua menilai pemerintah telah memberikan perhatian khusus kepada masyarakat Papua mulai dari pembangunan hingga banyak anak-anak Papua yang telah menjadi pejabat-pejabat pemerintah baik itu di Papua sendiri maupun juga di luar Papua.

“Saya Jembatan Murib sebagai Kepala Suku Dani Kabupaten Puncak Ilaga, meminta kepada masyarakat untuk untuk berpegang teguh kepada kedaulatan NKRI,” ujarnya, Kamis 26 November 2020, dalam acara pertemuan dengan para tokoh adat dan masyarakat lainnya.

Jembatan Murib juga mengucapkan terima kasih kepada aparat keamanan yakni TNI-Polri, yang telah memberikan rasa aman kepada masyarakat di Kabupaten Puncak. Kemanan ini membuat aktivitas masyarakat sehari-hari bisa berjalan dengan aman dan damai.

Meski demikian, tidak dapat dipungkiri Jembatan Murib termasuk beberapa kepala suku lainnya, sangat menyayangkan adanya pembunuhan beberapa anggota masyarakatnya baru-baru ini.

“Aksi pembunuhan tersebut tidak terlepas dari kehadiran kelompok bersenjata yang baru saja datang dari Tembagapura,” katanya.

Tak hanya kepala suku Dani, para kepala suku yang demi keselamatannya menolak namanya disebutkan, menyatakan hal yang hampir serupa.

“Sekarang Marga Alom-Magai Suku Damal sudah menolak kehadiran OPM di Kabupaten Puncak. Kami trauma setelah perang suku 2010-2011 yang mengakibatkan adanya anggota Suku Damal yang ditembak oleh OPM, sehingga kami Suku Damal menolak kehadiran OPM di Ilaga,” katanya.

Salah seorang anggota masyarakat yang tidak mau identitasnya juga menyebutkan mereka hidup penuh dengan ancaman OPM. Setiap hari mereka dipaksa mendukung kegiatan mereka.

“Mereka (OPM) tidak segan untuk membunuh kami jika keinginannya ditolak,” ujarnya.

Pernyataan masyarakat tersebut berdasarkan kenyataan, karena beberapa hari terakhir terdapat lima orang meninggal dunia oleh orang tak dikenal (OTK). Meski beragam pendapat telah bergulir, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kejadian ini tidak terlepas dari persiapan adanya peringatan 1 Desember sebagai hari ulang tahun OPM.

Padahal dalam tubuh OPM sendiri terdapat perpecahan, yang disebabkan oleh adanya persaingan dan perebutan wilayah kekuasaan dan kepemimpinan antara kelompok OPM yang sudah berada di wilayah Ilaga dengan kelompok OPM yang baru datang dari luar wilayah.

Konflik dalam tubuh OPM ini bukan rahasia lagi bagi masyarakat sekitar Ilaga, bahwa kedua pihak tersebut telah bertikai cukup lama karena adanya perbedaan pemahaman. Ironisnya, kedua belah pihak tidak peduli bahwa perbedaan dan pertikaian tersebut harus berujung pada timbulnya korban dari pihak masyarakat suku Papua yang berada di wilayah NKRI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *