Tokoh Katolik dan Kristen DIY mendukung terselenggaranya Pemilihan Umum tahun 2024 yang damai, bersih, berintegritas dan bermartabat. Pernyataan itu disampaikan bebarengan dengan dialog Menyambut Pemilu Damai dan Bermartabat di Kampus Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Jumat (23/6/2023) siang.
Hadir dalam pernyataan tersebut Adrianus Maradiyo, Pr (Vikaris Episkopalis Yogyakarta Timur), Pendeta Em. Bambang Sumbodo, M.Min (Persekutuan Gereja-Gereja Di Indonesia), AR Yudono Suwondo, Pr (Vikaris Episkopalis Yogyakarta Barat) dan Pendeta Em. Agus Haryanto​ (Badan Kerja Sama Antar Denominasi Kristen). Selain itu hadir pula Ketua KPU DIY, Hamdan Kurniawan dan Wakapolda DIY Irjen Pol Raden Slamet Santosa.
Hamdan Kurniawan menyampaikan fase kampanye pemilu 2024 nanti hanya 75 hari sehingga ini patut dicermati. Apalagi kampanye di Jogja ini identik dengan keramaian ya, bleyer-bleyer yang sebenarnya tak dianjurkan.
“Saat ini jumlah partai 18, lebih 2 daripada 2019 lalu yakni 16. Mungkin surat suaranya hampir sama sebesar koran ya. Ini harapannya bisa dicermati juga,” ungkap Hamdan.
Dalam momen tersebut, Hamdan juga mengatakan bahwa pihaknya memfasilitasi masyarakat terutama mahasiswa dan pelajar yang tak berdomisili di Jogja untuk tetap menggunakan hak pilih. “Kita fasilitasi orang yang bukan dari Jogja tapi ingin memilih di sini. Tapi hanya dapat satu surat suara yakni pilpres saja. Mahasiswa Atma Jaya misalnya yang dari luar daerah, kost di sekitar kampus ingin ikut memilih, bisa difasilitasi,” tandasnya.
Sementara, Wakapolda DIY, Irjen Pol Raden Slamet Santoso, menyebut tagline Menyambut Pemilu Damai dan Bermartabat yang digagas dalam dialog ini sangat luar biasa. Hal itu menjadi doa agar pemilu terselenggara dengan baik nantinya.
“Di Jogja, kita menghadapi pemilu dengan mayoritas generasi z. Mereka pemilih pemula yang akan menghadapi pemilu untuk pertama kalinya. Meski beda generasi tapi ada hal yang sama, tak ubahnya ketika kita diajari menggambar pemandangan di sekolah, dua gunung, matahari, jalan, sawah dan burungnya seperti angka tiga. Maka itu model kampanye juga tetap akan sama, misalnya bleyer-bleyer begitu. Namun begitu kepolisian akan siap memberikan keamanan dan kenyamanan masyarakat,” tegas Slamet.
Polda DIY siap mengantisipasi gangguan yang mungkin muncul dalam proses pemilu mendatang. Namun menurut Wakapolda, perlu adanya kerjasama dengan berbagai pihak termasuk umat Kristiani di DIY.
“Kami siap antisipasi gangguan-gangguan yang akan muncul dalam proses nanti. Tentu ini membutuhkan dukungan termasuk dari para romo dan pendeta yang ada di DIY. Hari ini kami lakukan preemptim, pencegahan, penangkalan, kerjasama sebelum penegakan hukum. Kita berharap hal baik terjadi, karena kan kalau romo dan pendeta yang berdoa, pasti akan jauh berpeluang dikabulkan daripada kami,” pungkas Slamet.
Dalam kegiatan tersebut para romo dan pendeta menegaskan komitmen untuk tidak terlibat dalam politik praktis pemilu 2024 nanti. Mereka menyadari memiliki pengaruh di masyarakat sehingga perlu mempertahankan netralitas dalam proses pesta demokrasi nanti.
Para romo dan pendeta juga berkomitmen membantu membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga perdamaian dan toleransi selama pemilihan umum. Mereka siap menjadi contoh nyata dengan tidak terlibat dalam politik praktis, tidak memihak pada satu atau beberapa kandidat tertentu, sehingga masyarakat merasa bahwa pemilihan umum berlangsung dengan adil dan transparan.