Indonesia sudah menjalani vaksinasi booster sejak awal Januari 2022 untuk kelompok rentan seperti lansia hingga masyarakat umum 18 tahun ke atas. Namun, masih banyak warga termasuk di DKI Jakarta meragukan vaksin COVID-19.
Salah satunya dikarenakan beberapa orang yang sudah divaksinasi booster masih bisa terpapar COVID-19 khususnya varian Omicron. Bukan tanpa alasan, setiap orang yang sudah divaksinasi masih bisa terpapar COVID-19 karena pengembangan vaksin dilakukan sebelum beragam varian muncul.
Hal ini diutarakan Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama.
“Tapi vaksin ini dibuat 2020 yang Alpha, Delta, Beta, Omicron belum ada, tapi ‘tubuh’ dari si vaksinnya itu ya jenisnya sama-sama virus COVID-19,” terang dr Ngabila dalam agenda daring, dikutip Minggu (27/2/2022).
“Artinya ya kita harus percaya bahwa vaksin COVID-19 ini bisa mencegah kematian atau bergejala berat, karena secara materi genetiknya masih sama walaupun sekarang si virusnya tambah hebat,” terang dia.
Jika tak mampu mencegah penularan, bukan berarti vaksin COVID-19 lantas tak efektif. Terbukti, vaksinasi booster bisa mengurangi risiko kematian COVID-19 hingga 91 persen berdasarkan data Kemenkes RI.
Di tengah penularan yang semakin meningkat, vaksin mampu menekan angka kasus kematian COVID-19 serendah mungkin. Jika dibandingkan dengan puncak kasus COVID-19 Delta Juli lalu, angka kematian harian bisa mencapai 2 ribu per hari, sementara saat ini berada di kisaran 200-an kasus.
“Kecepatan penularan virus sekarang lebih oke, tapi tetap kita masih sangat bermanfaat sekali vaksin itu, jadi kita jangan berpikir vaksin itu nggak manjur, tapi harus berpikir kalau kita kena COVID-19, kita nggak meninggal,” pungkas dia.