Sejalan Proyeksi Jokowi, UI Ramal Pertumbuhan Ekonomi 5,2%

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2022 akan mencapai 4,56% dengan kisaran 4,51%-4,61%. Sedangkan pertumbuhan ekonomi 2022 berada pada kisaran 5,18%-5,20%, sama dengan proyeksi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“2022 termasuk tahun yang cukup baik bagi Indonesia karena pertumbuhan ekonomi kita stabil dan indikator makro ekonomi mengindikasikan perekonomian Indonesia cukup pulih dan resilien,” ucap Wakil Kepala Bidang Penelitian LPEM FEB UI Jahen F. Rezki dalam konferensi pers secara virtual pada Jumat (3/2/2023).

Menurut dia, pulihnya pertumbuhan ekonomi domestik disebabkan geliat konsumsi dalam negeri. Namun pada kuartal IV 2022 ini ada ada beberapa faktor yang membuat pertumbuhan tidak setinggi di tahun sebelumnya. Pertama, efek low-base dari tahun 2021 yang pada saat itu terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01%. Sehingga tidak begitu mudah untuk bisa tumbuh lebih tinggi pada kuartal yang sama di tahun 2022. Kedua, di akhir tahun 2022 sudah terjadi penurunan harga komoditas sehingga mempengaruhi ekspor dan ekonomi domestik.

“Isu bahwa pertumbuhan kita jangan rely on dengan kenaikan atau penurunan harga eksternal juga sangat penting. Karena kalau harga dunia menjadi berkurang atau turun maka itu pasti akan berpengaruh ke perekonomian,” kata Jahen.

Terlepas prospek ekonomi global suram akibat Covid-19, geopolitik, kenaikan harga pangan dan energi, serta inflasi tinggi sepanjang tahun 2022, Indonesia telah berhasil tumbuh di 5,72% (yoy) pada kuartal III 2022. Angka tersebut merupakan level tertinggi dalam 10 tahun terakhir dan menandai kuartal ketiga berturut-turut dengan tingkat pertumbuhan lebih tinggi dari ekspektasi.

Jahen mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2022 dipengaruhi oleh demand yang semakin tinggi. Dengan tingginya kegiatan konsumsi masyarakat, aktivitas produksi semakin besar. “Perubahan konsumsi masyarakat perlu direspons dengan kenaikan produksi. Semakin tinggi produksi, maka value added kegiatan perekonomian semakin meningkat, dan ini berimplikasi ke perekonomian kita,” kata Jahen

Ekonomi kuartal III 2022 ditopang kuatnya permintaan dan aktivitas produksi karena Indonesia berhasil menyalurkan windfall profit komoditas untuk meningkatkan anggaran dan menunda kenaikan harga BBM.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *