mediatugu – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh warga Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) tetap teguh menjaga tegaknya Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“GPIB ke depan harus terus berkontribusi secara aktif membangun
“GPIB ke depan harus terus berkontribusi secara aktif membangun sinergi lintas agama, lintas budaya, dan lintas generasi. membangun dan menguatkan moderasi beragama untuk menjaga tetap tegaknya Pancasila dan NKRI,” kata Presiden Jokowi saat berpidato pada peresmian pembukaan Persidangan Sinode XXI GPIB secara daring dari Istana Merdeka, Jakarta
Presiden Jokowi mengatakan, cita-cita mulia untuk mewujudkan damai sejahtera memiliki makna yang sangat penting karena bangsa Indonesia berdiri di atas kebhinekaan. Berbeda dan beragam dari latar belakang agama, suku, dan juga budaya.
Keragaman ini, lanjutnya, harus dilihat sebagai fondasi yang menguatkan persatuan Indonesia sebagai modal sosial untuk kemajuan bangsa, bukan ancaman yang menjadikan kita terpecah belah.
“Pengalaman panjang selama ini, GPIB mampu bekerja dengan baik, menyebarkan pesan-pesan damai, membangun kerukunan dan suasana harmonis yang dilandasi sikap saling menghormati, saling menghargai dengan penuh penghormatan serta bersatu, bergandeng tangan untuk mewujudkan damai sejahtera secara bersama-sama,” kata Presiden Jokowi.
Ajakan Presiden Jokowi untuk merawat Pancasila dan NKRI ditanggapi positif salah seorang peserta Persidangan Sinode utusan GPIB Jemaat “SILOAM” DKI Jakarta, Penatua Yohannes Tahapary.
“Saya bangga. Sebagai anak bangsa, kami memiliki Presiden yang mempunyai kepedulian tinggi dalam menciptakan rasa aman bagi rakyatnya untuk merajut kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Penatua Yohannes.
Ia mengatakan, tatanan kehidupan berbangsa yang ditanamkan Presiden Jokowi dalam rangka menciptakan kerukunan dan sikap saling hormat-menghormati di antara sesama warga bangsa telah menumbuhkan rasa nasionalisme yang tinggi untuk ikut dalam membangun dan bela negara.
“Bangsa yang besar harus menjauhkan perbedaan dalam keyakinan, karena Sila Pertama Pancasila telah diterima sebagai dasar kehidupan umat beragama di Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Penatua Yohannes.
Persidangan Sinode bertema “Membangun Sinergi dalam Hubungan Gereja dan Masyarakat untuk Mewujudkan Kasih Allah yang Meliputi Seluruh Ciptaan” (Matius 22:37-39, Ulangan 6:5, Imamat 19:18) akan berlangsung pada 26-31 Oktober 2021 dan diikuti para peserta utusan 326 Jemaat GPIB di 26 provinsi di Indonesia.
Salah satu agenda Persidangan Sinode adalah memilih Fungsionaris Majelis Sinode (FMS) GPIB periode 2021-2025.
Persidangan Sinode yang digelar secara daring dari titik pusat di Surabaya, Jawa Timur dan di titik-titik jemaat di 26 provinsi, diawali ibadah yang dipimpin Ketua Majelis Sinode GPIB Pendeta Paulus Kariso Rumambi.
Hadir pada acara pembukaan, di antaranya Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Gomar Gultom, Sekjen Dewan Gereja Dunia Ioan Sauca, Ketua Umum Majelis Sinode GPIB Pendeta Paulus Kariso Rumambi, dan Sekretaris Umum Majelis Sinode GPIB Pendeta Jacoba Marlene Joseph.