Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengutarakan apresiasi terhadap kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berhasil menggelar KTT G20 di Nusa Dua, Bali, dengan sukses.
Dalam konferensi persnya usai KTT G20 ditutup, Sunak menuturkan Jokowi berhasil menggelar pertemuan dengan hasil yang memuaskan di saat situasi global penuh tantangan, salah satunya dampak invasi Rusia ke Ukraina.
“Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Presiden RI Jokowi karena telah memimpin pertemuan G20 di saat situasi penuh tantangan seperti saat ini,” kata Sunak kepada wartawan di Nusa Dua, Rabu (16/11).
Sunak mengapresiasi bahwa KTT G20 saat ini pun mampu menghasilkan deklarasi bersama yang salah satunya berisikan kecaman terhadap agresi Rusia ke Ukraina.
Menurutnya, sejak invasi Rusia ke Ukraina berlangsung, mayoritas negara di dunia terkena dampaknya yakni krisis energi hingga ancaman terhadap pasokan pangan yang membuat kenaikan harga serta inflasi terjadi di mana-mana.
“Semua ini diperburuk dengan tindakan-tindakan yang dilakukan seorang pria yang tidak mau hadir di KTT ini, Vladimir Putin,” ucap Sunak.
“Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang tidak merasakan dampak dari (invasi) Putin yang merusak pasar pangan global dan mengancam pasokan gandum Ukraina.”
Namun, Sunak mengatakan seluruh pemimpin negara G20, termasuk perwakilan Rusia, berhasil mengadopsiĀ G20 Bali Leaders Declaration.
Di poin ketiga deklarasi itu, G20 menyatakan bahwa mereka menegaskan kembali posisi negara masing-masing seperti yang disampaikan di forum-forum sebelumnya.
“Kami menegaskan kembali posisi negara kami yang disampaikan dalam forum lain, termasuk di Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB, yang di mana dalam Resolusi No. ES-11/1 tertanggal 2 Maret 200, yang diadopsi oleh mayoritas (141 setuju, 5 menolak, 25 abstain, dan 12 absen) menyatakan pernyataan kuat mengenai agresi Federasi Rusia terhadap Ukraina dan mendesak penarikan sepenuhnya dan tanpa syarat mereka dari wilayah Ukraina,” demikian isi poin ketiga itu.
Dalam pemungutan suara resolusi PBB yang disinggung dalam deklarasi itu, 5 negara memang menolak mengecam dan mendesak Rusia untuk angkat kaki dari Ukraina.
Salah satu dari kelima negara itu adalah Rusia. Selain itu, 25 negara juga abstain, termasuk 2 di antaranya merupakan anggota G20, yaitu China dan India.
Melalui deklarasi ini, G20 hanya menyatakan bahwa negara anggota menegaskan kembali posisi mereka. Dengan demikian, Rusia menolak mengecam, sementara China dan India juga tak mau ikut campur.
Negara G20 juga mengatakan sebagian besar anggota “mengutuk keras perang di Ukraina dan menekankan hal itu menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa dan memperburuk kerentanan yang ada dalam ekonomi global.”
“Tahun ini kita menyaksikan perang di Ukraina berdampak lebih buruk terhadap ekonomi global […] menghambat pertumbuhan, meningkatkan inflasi, mengganggu rantai pasokan, meningkatkan kerawanan energi dan pangan hingga risiko stabilitas keuangan,” bunyi deklarasi itu lagi.