Optimistis, Program Vaksinasi Lancar Jaya

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Vaksinolog Dirga Sakti Rambe meyakini, proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia berjalan mulus. Sebab, sumber daya manusia (SDM) kita sudah cukup berpengalaman. Infrastrukturnya juga cukup lengkap untuk distribusi vaksin.

Menurutnya, Indonesia telah berpengalaman puluhan tahun memproduksi dan mendistribusikan vaksin. Bahkan, hingga mengimplementasikan vaksin ke tubuh masyarakat.

Dirga mengakui, vaksin merupakan produk biologis yang rentan mengalami kerusakan. Produk vaksin menurutnya juga diketahui sangat sensitif terhadap suhu penyimpanan.

Mayoritas vaksin disimpan pada suhu 2-8 derajat Celcius. Kecuali vaksin polio, yang minus 20 derajat Celcius. Sejak vaksin diproduksi, sampai digunakan di rumah sakit, Puskesmas, dan transportasinya, jelas Dirga, mesti terjamin suhunya.

“Tapi jangan khawatir, kita sudah berpengalaman. Kita sudah siap,” ujarnya, dalam dialog virtual yang digelar oleh Komite Penanganan Covid19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

Lebih jauh Vaksinolog pertama di Indonesia ini juga menjelaskan, sistem rantai dingin (cold chain) dalam proses distribusi produk biologis seperti vaksin sebenarnya sudah berjalan lama di Indonesia.

Dirga memastikan, Indonesia siap mendistribusikan vaksin Covid-19 hingga ke pelosok negeri, agar bisa digunakan seluruh masyarakat.

“Sebesar 97 persen sistem cold chain ini berjalan dengan baik. Jadi nggak perlu khawatir. Mulai dari pabrik sampai yang menerima di Puskesmas, misalnya di Aceh, di Papua, semua sudah siap,” katanya.

Selain infrastruktur, kata Dirga, Sumber Daya Manusia (SDM), termasuk petugas distributor dan vaksinator pun sudah dimiliki Indonesia. Indonesia pun sudah memiliki sejumlah pabrik farmasi besar, yang selama ini memang memproduksi vaksin.

Salah satunya, seperti PT Bio Farma. Menurutnya, produsen vaksin dan pemerintah ini sudah memiliki petugas andal yang memahami bagaimana cara mengantar vaksin dengan aman hingga ke fasilitas kesehatan.

“Ada petugas di pabrik, driver, sampai disuntikkan ke tenaga kesehatan. Semua dijamin dan sudah ada sistem yang berjalan bertahun-tahun di Indonesia,” kata jebolan University of Siena, Italia dengan predikat Cum Laude ini.

Begitu juga soal proses distribusi vaksin, lanjut Dirga, sudah canggih. Alat penyimpanan vaksin sudah dilengkapi sensor suhu yang akurat dan mesin pendingin untuk menjaga suhu ruang tetap sesuai.

Menurutnya, vaksin tetap aman didistribusikan menggunakan moda transportasi apapun, baik darat, laut, dan udara. Dalam setiap produk vaksin pun, ujar Dirga lagi, terpasang label VVM (Vaccine Vial Monitor).

Fungsinya, mendeteksi kerusakan vaksin akibat suhu yang tidak sesuai. Saat kepanasan misalnya, label VVM ini akan berubah warna dan menunjukkan vaksin tersebut tak dapat disuntikkan lagi kepada manusia.

Hal ini pun sudah jamak dipahami seluruh tenaga medis atau vaksinator. Selain SDM, distribusi yang mencukupi, katanya, Indonesia juga memiliki jumlah tenaga medis yang memadai untuk melakukan vaksinasi kepada masyarakat.

Saat ini, tercatat ada sekitar 440.000 lebih tenaga medis yang tergabung dari dokter umum, dokter spesialis, perawat, dan bidan yang memiliki kemampuan melakukan vaksinasi.

Sumber : rmco.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *