Aktivitas kelompok Organisasi Papua Merdeka di bumi Cendrawasih terus mengganggu dan membuat masyarakat semakin resah. Mereka dengan kejinya melakukan penyerangan kepada petugas keamanan hingga ke masyarakat sipil biasanya.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen (Pol) Awi Setiyono, mengatakan OPM terus melakukan aksi yang kerap meresahkan masyarakat dan keji. Kelompok OPM tidak segan merampas harta masyarakat dan membunuh warga yang menolak mendukung aksi mereka.
“Kelompok bersenjata ini memang membuat resah masyarakat di tanah Papua, suka merampas harta masyarakat bahkan tak segan untuk membunuh,” kata Awi.
Ditempat terpisah, Direktur Eksekutif Pusat Studi Kemanusiaan dan Pembangunan (PSKP), Efriza, mengatakan aksi teror dan keji OPM terus membuat masyarakat Papua resah. Pemerintah tidak boleh membiarkan kelompok separatis ini.
Efriza mengatakan layak jika OPM ditautkan sebagai kelompok teroris. Hal ini merujuk sejumlah aksi OPM yang memakan korban dari kalangan aparat sampai warga sipil.
Tindakan OPM malah berseberangan dengan sikap pemerintah yaitu dengan menunjukkan perlawanan untuk menunjukkan ketidaksetujuan mereka apabila Papua sejahtera. Karena itu, Efriza menilai selain menggunakan pendekatan kesejahteraan, juga perlu dibarengi dengan pendekatan militer untuk memberikan keamanan dan keselamatan bagi masyarakat Papua dengan memasukkan OPM sebagai organisasi teroris di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Situasi ketidaknyamanan masyarakat Papua ini membuat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa mengerahkan pasukan tempur. Hal itu bertujuan untuk menghindari gangguan dari Organisasi Papua Merdeka (OPM).