Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai, langkah mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo yang tidak hadir saat diberi penghargaan bintang Mahaputera membingungkan. Sebab menurutnya, penghargaan tersebut diberikan bukan karena prestasi dirinya pribadi, melainkan karena jabatan yang pernah ia emban ketika menjadi panglima TNI.
“Itulah bedanya penghargaan yang bersifat karena jabatan dan penghargaan karena prestasi personal. Kecuali, kalau penghargaan diberikan semata-mata karena prestasi personalnya, masuk akal (kalau menolak),” kata Ray
Oleh karenanya, ia menilai posisi Gatot bukan dalam hal menolak atau menerima. Karena siapapun tokoh yang pernah menjabat di lembaga negara, pasti akan dianugerahi penghargaan tersebut. Ia pun mencontohkan sikap mantan wakil ketua DPR Fadli Zon yang tetap menerima penghargaan meskipun sikapnya kerap mengkritisi pemerintah.
“(Fadli Zon) tetap datang menerima, tapi setelah itu dia tetap kritis dan sangat wajar kritis karena memang penghargaan itu bukan kepada pribadinya, tapi karena jabatan yang pernah dipegang oleh saudara Fadli Zon,” ujarnya.
Dirinya mengaku, tak mau menyebut sikap tersebut menunjukan Gatot tidak negarawan. Hanya saja ia melihat, sikap Gatot tersebut justru mengecilkan makna berpolitik. “Jadi berpolitik itu tidak harus begitu-begitu amatlah,” ucapnya.
Ia memandang, seharusnya Gatot tetap datang ke Istana untuk mengambil penghargaan itu