Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) belum lama ini memberi peringatan terkait potensi bencana hidrometeorologi di DIY selama beberapa waktu ke depan.
Pemda DIY sendiri telah melakukan sejumlah upaya untuk mengantisipasi dampak dari cuaca buruk.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji menuturkan, salah satu upaya yang ditempuh adalah menyiapkan Desa Tangguh Bencana (Destana) di desa rawan bencana.
Saat ini tercatat ada lebih dari 250 Destana yang terbentuk dari total 400 an kelurahan/kalurahan yang ada di DIY.
Dari total jumlah tersebut, sebanyak 301 kalurahan/kelurahan merupakan daerah rawan bencana.
Dalam waktu dekat, Pemda DIY juga akan menyelenggarakan apel kesiapsiagaan bencana.
“Dalam waktu dekat akan ada apel siaga dikoordinasi BPBD (badan penanggulangan bencana daerah) yang terdiri dari BPBD, SAR, polisi, TNl dari kabupaten/kota untuk kita persiapkan kalau terjadi sesuatu bencana,” ungkap Aji, Jumat (11/11/2021).
Selain itu, Pemda DIY juga akan memastikan kesiapan Forum Pengurangan Risiko Bencana yang juga dibentuk di tingkat desa.
Forum tersebut merupakan mitra kerja pemerintah desa dalam melaksanakan pengurangan risiko bencana di wilayahnya serta tugas lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana.
“Sehingga nanti bisa diambil langkah cepat bila sewaktu-waktu dibutuhkan,” bebernya.
Aji kemudian memastikan bahwa anggaran kebencanaan di DIY masih mencukupi meski Pemda DIY juga berfokus menanggulangi dampak pandemi Covid-19.
Adapun anggaran kebencanaan Pemda DIY bersumber dari Belanja Tak Terduga (BTT) yang saat ini dialokasikan sebesar Rp. 98 miliar.
“Anggaran aman sudah ada BTT, rutin ya kita siapkan. Kekeringan dan musim hujan itu kan rutin karenanya harus ada sinergi kabupaten/kota. Kalau dari kabupaten dan provinsi tidak kuat, ya nanti akan minta kabupaten lain untuk membantu,” tandasnya.
Terpisah Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto meminta Pemda DIY untuk mengingatkan warga dalam menghadapi potensi bencana.
Diantaranya melalui simulasi penanggulangan bencana seperti banjir dan tanah longsor serta penanaman pohon-pohon.
“Diharapkan warga dan stakeholder penanganan kebencanaan bersiap dan tangguh kala terjadi bencana. Kesiapsiagaan penting bagi semua untuk mewujudkan Yogyakarta tangguh hadapi bencana lewat simulasi penanggulangan bencana ini,” ungkapnya.
Ketua DPC PDI Perjuangan itu menambahkan, seluruh rakyat Yogyakarta bisa bekerja sama, bergotong royong dan menjadi tangguh kala menghadapi bencana.
Apalagi simulasi penanggulangan bencana banjir butuh koordinasi dan kesiapsiagaan semua unsur.
Pemerintah daerah lewat BPBD dan unsur masyarakat harus bersatu dalam langkah penanganan kebencanaan.
Dicontohkan Eko, PDI Perjuangan menggelar Jogja Nandur Taman Rekreasi Air Legawong, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
Simulasi penanganan korban hanyut bencana banjir, pelantikan badan-badan partai, dan penyerahan 1.500 tanaman jambu dan mangga arum manis dilakukan bagi warga DIY.
Tanaman jambu dan mangga dipilih pada penanaman pohon kali ini karena memiliki vitamin tinggi yang dapat menjaga daya tahan tubuh pada masa pandemi Covid-19 ini.
Selain itu tanaman jambu air membantu menghijaukan lingkungan dan kawasan resapan air sehingga terhindar bencana banjir.
Apalagi secara ekonomi buah buahan ini mahal kalau dikelola dengan baik bisa menaikkan ekonomi warga,” katanya.