Ketua Umum terpilih Majelis Ulama Indonesia (MUI), Miftachul Akhyar, menyebut tugas paling mulia seorang ulama ialah berdakwah. Tidak ada tugas paling tinggi selain mengajak orang dalam kebaikan.
Namun, ada tata cara yang harus diperhatikan seluruh ulama. Dakwah tak boleh memaksa, apalagi memakai kekerasan atau makian.
“Karena dakwah itu mengajak bukan mengejek, merangkul bukan memukul, menyayangi bukan menyaingi,” kata Miftahul dalam pidato penutup di Musyawarah Nasional MUI yang digelar virtual, Jakarta, Jumat, 27 November 2020.
Ulama bertugas membina umat, bukan malah menghina. Ulama memiliki tugas membangun simpati dan membela, bukan mencela.
“Tugas-tugas ini saya harapkan dalam periode yang akan datang akan mewarnai kehidupan kita,” ujar Miftahul.
Mantan Rais Aam MUI ini menyebut umat tengah menunggu ulama yang memiliki kapasitas tersebut. Umat menanti ulama yang penuh kasih dan memberikan pencerahan.
“Ini harapan Islam pada kita (ulama). Terutama pada penanggung jawab keulamaan untuk memberikan pencerahan kepada umat. Mereka yang melihat umat dengan mata kasih sayang,” ujar Miftahul.
