Janji Didepan Makam Para Pahlawan, Masyarakat Kota Yogya Deklarasi Pemilu Damai

Berbagai unsur masyarakat di Kota Yogyakarta menyatakan komitmen menjaga keamanan dan ketertiban menjelang bergulirnya Pemilu 2024. Komitmen tersebut dinyatakan melalui deklarasi ‘Pemilu Damai Bersama Cintai Jogja’ di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara, Senin (20/3/2023) sore.

Deklarasi diikuti jajaran Pemkot Yogyakarta beserta Forkompimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah), 18 partai politik peserta Pemilu 2024 beserta organisasi sayapnya, tokoh agama, hingga ormas (organisasi kemasyarakatan). Dalam deklarasi, semua elemen sepakat menjaga ketenteraman menjelang pesta demokrasi 2024.

Pj Walikota Yogyakarta, Sumadi, mengatakan, TMP Kusumanegara sengaja dipilih menjadi lokasi deklarasi, supaya semua pihak memaknai mendalam pernyataan yang disampaikan. Sumadi meminta deklarasi bukan hanya seremonial namun didasari tanggung jawab.

“Tadi semua bersama-sama sudah berjanji di hadapan makam para pahlawan, untuk menciptakan suasana Kota Yogya yang aman dan nyaman menjelang Pemilu. Kita semua berharap kontestasi ke depan dapat berjalan jujur, adil, serta transparan,” ungkap Sumadi

Sumadi juga meminta warga masyarakat, agar ikut mengambil peran dalam Pemilu 2024, salah satunya lewat menggunakan hak pilih dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi, hal itu harus dibarengi dengan kesadaran yang tinggi, bahwa perbedaan pilihan merupakan sesuatu yang lumrah.

“Tetap jaga kondusivitas. Yang penting gunakan hak pilih dengan sebaik mungkin, jangan sampai golput, pilih sesuai hati nurani saja,” ujarnya.

Sementara, Ketua Bawaslu Kota Yogyakarta, Tri Agus Inharto, mengatakan, Kota Yogyakarta merupakan jendela DIY yang harus dijaga tetap kondusif. Deklarasi bersama diharapkan dapat memperkuat langkah pengawasan seluruh elemen, untuk mencipatakan Pemilu santun, damai dan bermartabat.

“Harapannya Pemilu bisa jadi event bersama, karena ini, kan, hajatannya rakyat juga. Sehingga, kita semua harus berkomitmen mengedepankan cara-cara berdemokrasi tanpa hoax, ujaran kebencian, atau politisasi berbau SARA,” pungkas dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *