Hasil survei Indikator Politik Indonesia menemukan elektabilitas mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo untuk capres 2024 tak sanggup masuk lima besar. Gatot jauh di bawah Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto yang menempati urutan satu dan dua.
Survei terbaru Indikator bertajuk ‘Politik, Demokrasi, dan Pilkada di Era Pandemi’. Survei dilaksanakan 24-30 September 2020.
“Ganjar berada di tingkat pertama dari tiga survei terakhir,” kata Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi, Minggu (25/10/2020). Pada survei terkini, elektabilitas Ganjar 18,7 persen.
Dibandingkan pada survei sebelumnya, elektabilitas gubernur Jawa Tengah ini selalu naik. Pada Juli lalu sebesar 16,2 persen dan Mei 11,8 persen.
“Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berada di posisi kedua dengan 16,8 persen,” kata Burhanuddin.
Posisi ketiga ditempati Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan elektabilitas 14,4 persen. Kemudian, Sandiaga Salahuddin Uno dengan elektabilitas 8,8 persen dan Ridwan Kamil di posisi lima dengan elektabilitas 7,6 persen.
Pentolan KAMI
Survei Indikator digelar 24-30 September 2020 dengan melibatkan sampel sebanyak 1.200 responden. Para responden dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020.
Survei menggunakan metode simple random sampling, dengan toleransi kesalahan (margin of error/MoE) plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Gatot menjadi sorotan publik setelah akhir-akhir ini getol mengkritik kebijakan pemerintah. Dia termasuk salah satu pentolan yang mendirikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
KAMI di deklrasikan di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/8/2020). Selain Gatot, figur yang hadir antara lain Din Syamsuddin, Rocky Gerung, Said Didu, Lieus Sungkharisma dan Jumhur Hidayat.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin sebelumya menilai, Gatot sedang tebar pesona untuk mencari simpati publik. Kendati demikian, peluangnya belum tentu terbuka lebar.