Mediatugu.com – Gatot Nurmantyo sudah cukup sering bicara soal Partai Komunis Indonesia (PKI). Dulu, tahun 2016, dia menengarai isu PKI bisa saja diembuskan pihak tertentu untuk mengadu domba anak bangsa. Kini, Gatot mengaku merasakan kebangkitan PKI sejak 2008.
Gatot Nurmantyo menjabat sebagai Panglima TNI sejak 8 Juli 2015 hingga 8 Desember 2017. Berdasarkan catatan pemberitaan detikcom, Gatot sebagai Panglima TNI hingga Jenderal Purnawirawan sudah berbicara soal isu PKI pada beberapa kali kesempatan.
Kehebohan terbaru, Gatot menghubungkan perintahnya untuk menggelar acara nonton bareng film ‘Pengkhianatan G30S/PKI’ di institusi TNI tahun 2017 dengan pemecatan dirinya dari jabatan Panglima TNI.
Berikut adalah catatan mengenai Gatot soal isu PKI, sejak menjabat sebagai Panglima TNI hingga sekarang:
16 Mei 2016: Duga ada adu domba
Saat itu, publik dihebohkan soal pesan berantai (broadcast message) soal kebangkitan PKI, 9 Mei disebut hari lahirnya PKI. Di sisi lain, ada orang yang ditangkap gara-gara memakai kaus bergambar palu arit, plesetan PKI, atau juga kaus bergambar ilustrasi kelompok musik genre metal luar negeri namun bergambar palu arit. Ada pula demonstrasi anti-PKI.
Gatot menanggapi isu kebangkitan PKI dengan satu imbauan untuk tetap menjaga persatuan. Dia mengajak masyarakat untuk tetap tenang tanpa terpengaruh isu yang megarah ke perselisihan.
“Kan sudah disampaikan, bisa jadi itu adu domba kan,” kata Gatot di Rupatama, Markas besar Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Senin (16/5/2016).
Dia mengingatkan, jangan sampai peristiwa 30 September 1965 terulang lagi. Peristiwa itu perlu diingat agar Indonesia tetap bersatu.
“Jadi yang dilakukan kita semuanya adalah mari kita wujudkan persatuan. Itu sudah masa lalu, masa lalu sebagai peringatan, jangan sampai terjadi lagi di masa kini,” ujarnya.
2 Juni 2016: Neo-kapitalisme lebih bahaya ketimbang PKI
Kala itu, ada simposium bertajuk ‘Mengamankan Pancasila dari Ancaman PKI dan Ideologi Lain. Acara dihelat di Balai Kartini, Jakarta.
Namun saat itu, Gatot berpendapat ideologi kapitalisme lebih berbahaya ketimbang PKI yang dulu dikenal mengusung ideologi komunisme versi Marxisme-Leninisme. Gatot memberi contoh di negara-negara yang terimbas dari paham neo kapitalisme dan neo liberalisme.
“PKI berbahaya tapi yang lebih berbahaya neo-kapitalisme, neo-liberalisme,” jelas Gatot di Jakarta, Kamis (2/6/2016).
Gatot memberi contoh di negara-negara yang terimbas dari paham neo-kapitalisme dan neo-liberalisme. Misalnya di Belanda, Prancis, dan Denmark, di sana gereja mulai kosong dan orang menjadi ateis. Namun entah bagaimana, Gatot lantas menghubungkan fenomena ini menjadi narasi pengantar masuknya paham komunisme.
“Komunis seperti setan diam-diam muncul. Di Eropa proses menuju atheis terjadi. Diawali dengan menjual gereja untuk properti. Tiap taun gereja kehilangan 60 ribu jemaah. Kalau sudah atheis lalu komunis. Nggak terlihat tapi proses ini terjadi. Itu bisa terjadi di negara kita,” kata Gatot.
Saat itu, dia menyampaikan bahwa komunis muncul saat kritis pada awal merdeka dari Belanda. Pada tahun 1965, komunis melakukan pembantaian diawali krisi ekonomi dan kesenjangan sosial serta kepercayaan. Namun kini, bila Indonesia berhasil sejahtera, maka ideologi Pancasila akan tetap kuat.
“Kalau kita sejahtera apapun ideologi di luar Pancasila nggak akan masuk. Seharusnya bersatu utamakan berkarya,” ucap Gatot.
18 September 2017: Gatot Akui Perintahkan TNI Nobar Film G30S/PKI
Bulan September 2017, muncul informasi soal rencana TNI menggelar acara nonton bareng (nobar) film G30S/PKI. Saat itu, Gatot mengakui memerintahkan institusinya untuk menggelar nonton bareng film karya sutradara Arifin C Noer itu.
“Iya itu memang perintah saya, mau apa? Yang bisa melarang saya hanya pemerintah,” kata Jenderal Gatot saat ditemui seusai ziarah di Makam Bung Karno (MBK), Bendogerit, Blitar, Senin (18/9/2017).
Gatot menyatakan Mendagri sudah mengizinkan dia memerintahkan seluruh anggotanya menonton film garapan era Orde Baru tersebut. Ini adalah upaya pelurusan sejarah. Dia tidak peduli soal polemik akurasi sejarah perihal film itu.
“Biarin aja, saya nggak mau berpolemik. Ini juga upaya meluruskan sejarah. Saya hanya ingin menunjukkan fakta yang terjadi saat itu. Karena anak-anak saya, prajurit saya, masih banyak yang tidak tahu,” jelasnya.
22 September 2017: Gatot tepis tudingan berpolitik via Nobar
Perintah Gatot kepada TNI untuk menggelar nobar film ‘Pengkhianatan G30S/PKI’ dinilai politikus PDIP Effendi Simbolon sebagai langkah politik. Beberapa parpol, seperti PKS dan PAN, jadi ikut-ikutan menggelar nobar film G30S/PKI. Namun Gatot menilai persepsi seperti itu wajar saja.
“Kalau politik, apa saja dipolitisasi, kamu-kamu saja bisa dipolitisasi. Jadi biarin aja,” kata Jenderal Gatot di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (22/9/2017).
Jenderal Gatot santai menanggapi tudingan itu. Menurutnya, wajar saja bila langkahnya itu dicurigai.
“Saya bilang orang kawin bisa politik, apalagi nonton film gitu. Ya wajar-wajar saja, orang curiga wajar, orang punya persepsi wajar, sekarang komentar apa pun wajar,” ucapnya.
27 September 2017: Anak PKI sudah masuk DPR
Dia berbicara di FGD yang diselenggarakan Fraksi PKS, bertajuk “Pancasila dan Integrasi Bangsa’. Mahfud Md Turut menjadi pembicara.
Gatot Nurmantyo mulai bicara soal anak anggota PKI yang kini sudah bisa diterima masyarakat sama seperti anak anggota masyarakat lainnya. Bahkan ada anak PKI yang menjadi anggota DPR.
“Kalau kita lihat G30S/PKI, dendam yang luar biasa. Tapi begitu selesai, tidak,” ujar Gatot di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (27/9/2017).
Menurut Gatot, bangsa Indonesia saat ini sudah cukup dewasa. Dia lalu memberi contoh ada keturunan PKI yang kini duduk di parlemen.
“Buktinya jelas, siapa yang berkubu ‘aku bangga sebagai anak PKI’. Orangnya ada di sini, ya kan? Masuk parlemen ya, diapa-apakan nggak sama umat muslim? Diapa-apakan nggak? Tidak,” tutur Gatot.
“Karena yang besar mengayomi yang kecil. Itu kan perorangan, kalau sudah ada kelompok, itu membahayakan, cegah,” imbuh Gatot.
22 Maret 2018: Bicara kebangkitan PKI
Gatot sudah tidak lagi menjabat Panglima TNI. Di acara detikcom, dia mengatakan isu kebangkitan PKI dia selalu kemukakan untuk memberikan peringatan.
“(Soal isu PKI) bukan dibangkit-bangkitkan. Tapi, manakala ada indikasi ‘saya bangga jadi anak PKI’, itu kan warning seharusnya. Jangan sampai kejadian itu terulang,” kata Gatot.
21 September 2020: Gatot bicara pencopotan dirinya
Video berjudul ‘Jenderal Gatot Endus PKI Gaya Baru Sejak 2008’ diunggah oleh kanal YouTube Hersubeno Point. Gatot banyak bicara soal PKI di kanal YouTube itu.
Gatot curhat soal seorang ‘sahabat di PDIP’ yang memintanya menghentikan perintah nonton bareng film G30S/PKI pada 2017 silam, bila tidak mau menghentikan acara itu maka Gatot bakal dicopot dari jabatan Panglima TNI saat itu.
“Pada saat saya menjadi panglima TNI saya melihat itu semuanya, maka saya perintahkan jajaran saya untuk menonton film G30S/PKI. Pada saat itu, saya punya sahabat dari salah satu partai, saya sebut saja partai PDI, menyampaikan, ‘Pak Gatot, hentikan itu, kalau tidak pasti Pak Gatot akan diganti’,” kata Gatot saat bicara di kanal YouTube Hersubeno Point.
Isu ini kontroversial, ditepis oleh anggota PDIP yang duduk di DPR, Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin. Gatot juga dinilai melakukanpencitraan menuju Pilpres 2024 lewat isu PKI itu.
Gatot juga bicara soal kebangkitan PKI. Dia mengaku mengetahui kebangkitan PKI gaya baru sejak 2008.
“Memang gerakan ini tidak bisa dilihat bentuknya, tetapi dirasakan bisa. Contohnya kenapa 2008, karena sejak 2008 itulah seluruh sekolah, pelajaran soal G30S/PKI ditiadakan. Ini suatu hal yang sangat berbahaya,” ujar Gatot.