Fatwa Ulama Lirboyo: Jika Ada Habib Melawan Pemerintahan yang Sah, Anggap Seperti Istri Sedang Haid

Keluarga besar Pondok Pesantren Lirboyo memberikan himbauan kepada para alumni pesantren dan masyarakat umum. 

Untuk berhati-hati dalam menerima atau mendengarkan ceramah dari para tokoh masyarakat atau pendakwah yang akhir-akhir ini cenderung provokatif.

Hal itu disampaikan KH. Athoillah Sholahuddin Anwar, salah satu pengasuh pesantren tertua di Jawa Timur itu melalui sebuah unggahan video yang telah beredar luas di media sosial. 

Salah satunya seperti yang diunggah chanel YouTube KBN Nusantara pada Selasa 17 November 2020, yang memberi judul ‘Habib Melawan Negara ?? Pesantren Lirboyo Keluarkan Fatwa Tegass!.

Telah dilakukan konfirmasi terkait kebenaran video tersebut melalui akun Instagram resmi Pesantren Lirboyo @pondoklirboyo.

“Kepada para santri dan alumni pesantern Lirboyo dan masyrakat umum, harus lebih berhati-hati menerima ceramah dan dakwah dari tokoh masyarakat yang akhir-akhir ini cenderung provokotif,” himbau KH. Athoillah Sholahuddin Anwar seperti dikutip dari channel YouTube KBN Nusantara itu.

Belau juga menjelaskan bahwa kita tidak boleh melakukan pemberontakan kepada Pemerintah yang resmi, dan juga kewajiban bagi kita sebagai umat Muslim untuk menghormati para Habib atau Habaib yang merupakan cucu Rasulullah SAW.

“Tidak ada rumus dalam ajaran kita untuk berontak pada pemerintah yang resmi. Jika ada Para habaib yang seperti itu bagaikan istri kita yang sedang haid, tetap kita cintai tapi jangan digauli,” Kata KH. Athoillah Sholahuddin Anwar

Maksud dari ungkapan tersebut adalah Para Habaib yang seperti itu harus tetap kita cintai dan hormati karena mereka adalah Ahlu Bait Rasulullah.

Namun kita bisa berbeda sikap jika ajakannya tidak sesuai dengan tuntunan syariat.  

KH. Athoillah Sholahuddin Anwar juga menambahkan bahwa para Habaib harus dihormati, akan tetapi kita juga harus memiliki pegangan syariat agar dapat menilai apakah mereka pantas untuk diikuti atau tidak.

“Terkait dengan para tokoh masyrakat terutama hababib, harus tetap menghormati beliau, namun untuk mengikuti kepada beliau kita punya pegangan syariat, apabila tidak sesuai syariat kita tidak perlu mengikuti beliau,”Jelas Athoillah Sholahuddin Anwar

Ia juga mengibaratkan para ulama atau Habib yang memiliki perangai tidak sesuai Rasulullah SAW itu, seperti Al Qur’an yang rusak.

“Ada juga ulama sepuh yang mengibaratkan seperti Al Qur’an yang rusak, tidak bisa kita manfaatkan tapi juga tidak boleh kita injak, karena itu adalah mushaf Al Quran,”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *