Cegah Terorisme dari setiap Individu

mediatugu – BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menilai infeksi ideologi terorisme tidak mengenal batas wilayah, status sosial, maupun usia. Untuk itu, semua pihak hendaknya lebih masif melakukan pencegahan paham radikal dan teror di Bumi Pertiwi lewat empat langkah.

“Iya setuju (dengan BNPT mengenai semua pihak tidak imun terhadap terorisme),” kata pengamat terorisme dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Roby Sugara.

Menurut dia, potensi penyebaran terorisme yang sangat luar biasa sehingga perlu setidaknya dihalau dengan empat cara. Pertama, masyarakat harus memastikan guru atau pembimbing spiritual memiliki pemahaman yang moderat tidak radikal. “Jangan salah pilih guru atau ustaz untuk belajar soal agama. Lihat dulu profi l gurunya. Kalau habis ngaji sama dia, kita jadi malah benci sama yang lain, itu menandakan tidak baik,” ujarnya. Cara pencegahan selanjutnya, kata dia, masyarakat harus selektif dalam menerima informasi. Tidak perlu terburu- buru atau mewajibkan diri untuk membagi berita kepada pihak lain. “Ketiga, penguatan literasi soal sejarah agama. Keempat, ajarkan toleransi dari usia dini,” pungkasnya.

BNPT menilai ideologi terorisme dapat menyusup ke pikiran semua orang tanpa mengenal agama, ras, ataupun usia. Maka, seluruh pihak harus bersama-sama mencegahnya. “Tidak ada satu pun masyarakat yang bisa dikatakan imun dari paham dan ideologi terorisme termasuk aparat pemerintahan baik sipil, anggota TNI, maupun Polri,” kata Sekretaris Utama (Sestama) BNPT Mayjen TNI Untung Budiharto.

Menurut Untung, penanggulangan terorisme ini tidak cukup jika hanya dilaksanakan BNPT, tapi memerlukan sinergi yang kuat antara kementerian/ lembaga, TNI, Polri, pemerintah daerah, serta satuan wilayah dalam rangka melakukan deteksi dini, juga itu untuk kesiapsiagaan dan penangkalan terhadap penyebaran paham radikal terorisme. “Pertemuan dengan Forkopimda Bali ini ialah upaya untuk visi dan misi bersama dalam menyelesaikan berbagai permasalahan kebangsaan, salah satunya ialah persoalan radikal terorisme,” ujarnya. Dari pertemuan bertajuk Silaturahmi Kebangsaan BNPT RI dengan Forkopimda Provinsi Bali dalam Rangka Pencegahan Terorisme, Untung berharap terjalin komunikasi yang akan memperlancar kegiatan penanggulangan terorisme. Itu terutama pencegahan baik melalui pencegahan dini maupun awal terbentuknya kegiatan terorisme di Bali. “Kami akan mencoba meramu kebersamaan melalui silaturahmi kebangsaan dengan Forkominda baik dari pemda, polisi, TNI, Kejaksaan, maupun stakeholders lainnya untuk bersama-sama membuat suatu visi yang sama dalam pencegahan terorisme,” imbuhnya. Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra mengatakan, dalam kegiatan ini, pihaknya bisa banyak bertukar informasi tentang potensi paham radikal yang bisai melahirkan terorisme di Bali. Dengan demikian, semua pihak bisa menyusun strategi bersama ke depan dalam rangka pencegahan aksi terorisme di Bali.

Untung juga sempat mengunjungi Kabupaten Jembrana untuk menggelar kegiatan serupa tepatnya di Pondok Pesantren Nurul Ikhlas. Menurut Untung, kehadiran BNPT di Pesantren Nurul Ikhlas untuk memperkukuh silaturahim dan membahas berbagai permasalahan tentang bagaimana pencegahan terorisme dilakukan di pesantren. Dia menegaskan pesantren merupakan sumber pengetahuan untuk bersama-sama membuat komitmen dalam penanggulangan terorisme di Indonesia. “Kerja sama ini perlu dibangun dan ditindaklanjuti agar sosialisasi, diseminasi tentang bahaya terorisme itu bisa disebarluaskan kepada masyarakat, keluarga, maupun para santri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *