Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) diharap dapat segera mengatur strategi pencegahan modus operandi terorisme melalui para perempuan di Indonesia.
Harapan agar adanya pencegahan itu disampaikan Anggota Komisi III DPR RI, Eva Yuliana, saat menjadi narasumber dalam podcast bertajuk “Bicara Eksekusi Mati Terpidana Terorisme”, di saluran YouTube Humas BNPT, Sabtu (1/1/2022).
“Saya berharap BNPT segera mengatur strategi-strategi dalam pencegahan terorisme yang modus operandinya melalui perempuan,” ujar dia.
Berdasarkan pandangan psikologis, kata dia, perempuan cenderung mengutamakan emosi atau perasaannya daripada logika. Disampaikan dirinya, dalam rentang nilai 1 (satu) sampai 10 (sepuluh).
“Perempuan itu dianggap logikanya 1 dan emosionalnya 9. Sementara laki-laki kerap dianggap emosionalnya 1 dan logikanya 9,” kata dia.
Konsep itu diterapkan dalam modus operandi terorisme. Para anggota kelompok teroris memengaruhi perempuan dengan pendekatan dari sisi perasaan untuk memaparkan radikalisme, sehingga mereka dapat terlibat dalam aksi terorisme.
Selama ini, salah satu strategi pencegahan yang telah dilakukan pemerintah, khususnya melalui BNPT, adalah membimbing generasi muda, terutama perempuan, untuk tidak melakukan aksi terorisme.
Sebagai aset bangsa di masa depan, generasi muda memang perlu dilindungi dari pengaruh hal-hal yang tidak diharapkan, terutama terkait radikalisme dan terorisme.
Upaya pencegahan yang difokuskan kepada generasi muda itu, lanjutnya, dapat pula dilakukan melalui langkah kecil, seperti bimbingan dari pihak keluarga agar anak-anak mereka menjauhi hal-hal yang berkenaan dengan radikalisme dan terorisme.
Walaupun demikian, ia berharap dimunculkan lebih banyak strategi pencegahan modus operandi terorisme terhadap perempuan.
“Saya optimis pencegahan itu akan terus dilakukan, bahkan ditingkatkan oleh pemerintah karena yang harus kita jaga dan rawat adalah generasi muda sebagai aset bangsa,” kata dia.