Direktur Pencegahan Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol. R Ahmad Nurwakhid mengajak
masyarakat Indonesia untuk menyamakan persepsi bahwa agama tidak berkaitan
dengan radikalisme dan terorisme.
“Ini yang kita harus samakan persepsi, terorisme
dan radikalisme yang mengatasnamakan agama sejatinya adalah fitnah,” ucap
R Ahmad Nurwakhid menegaskan.
Imbauan tersebut dikemukakannya saat memberikan
sambutan dalam acara “Anugerah Indonesia Damai 2021” yang
diselenggarakan Sub-Direktorat (Subdit) Pemberdayaan Masyarakat BNPT bekerja
sama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) dari 32 provinsi
se-Indonesia, di Jakarta, Selasa.
Menurut Nurwakhid, salah satu akar masalah
terorisme adalah ideologi yang menyimpang.
Ideologi yang menjadi motif radikalisme
dan terorisme itu, lanjut Nurwakhid, dipicu oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut adalah politisasi agama, ekonomi, rasa kebencian, dendam,
ketidakpuasan, dan pemahaman agama yang keliru.
Dalam acara tersebut, Nurwakhid juga mengumumkan
para pemenang rangkaian lomba yang diadakan BNPT dan FKPT, mulai dari lomba
video kreatif, guru pelopor moderasi beragama di sekolah, microblog, dan infografis.
Kemudian, ia mengapresiasi semangat dan antusiasme
para peserta karena telah mengumpulkan ribuan karya yang meliputi 3.509 karya
dari lomba guru pelopor moderasi beragama, 3.654 microblog dan infografis, 1.073 video kreatif, dan 198
karya tulis.
Kontribusi para peserta melalui karya, ujar
Nurwakhid, dapat menjadi masukan untuk mencegah tumbuhnya paham radikalisme dan
terorisme di Indonesia.
Karya-karya itu dapat dibagikan di media sosial
sebagai kontra narasi melawan konten-konten radikalisme yang ada.
Menurutnya, mendominasi media sosial
dengan konten-konten kebangsaan dan nasionalisme merupakan salah satu cara
utama yang bisa dilakukan oleh peserta, bahkan masyarakat Indonesia untuk
melawan terorisme dan radikalisme di daerahnya masing-masing.
“Akar masalah terorisme dan radikalisme di
setiap daerah tidak sama karena yang mengetahui persis adalah masyarakat
provinsi tersebut,” tutur R Ahmad Nurwakhid.