Dalam upaya memerangi hoaks dan misinformasi, Facebook baru-baru ini mengumumkan akan memblokir video deepfake. Upaya Facebook ini dilakukan setelah Mark Zuckerberg dikritik habis-habisan atas segala masalah di Facebook, baik itu pelanggaran data, hoaks, kampanye Rusia, hingga ujaran kebencian.
Deepfake merupakan hoaks berbentuk bentuk video, yang diedit dari video asli dengan teknologi artificial intelligence (AI) atau machine learning (ML).
Ada dua kriteria yang harus dipenuhi. Pertama, video harus dimanupulasi dengan cara yang tidak terlihat orang biasa dan diindikasi akan menyesatkan. Kedua, video harus hasil dari editan AI atau ML.
Namun kebijakan facebook kali ini tidak di restui oleh beberapa pihak, khususnya anggota parlemen di AS. etua sub-komite Jan Schakowsky dari partai Demokrat mengatakan ada bukti yang berkembang bahwa teknologi besar telah gagal mengendalikan dirinya sendiri.
“Saya prihatin upaya yang dilakukan Facebook dalam mengatasi kesalahan informasi justru meninggalkan banyak hal.”
Sementara anggota parlemen lainnya menganggap facebook tidak mampu mengatasi masalah keamanan data, informasi palsu, dan campur tangan asing menjelang pemilu.
Pada tahun lalu, para peneliti AI di Facebook mengaku mereka telah membuat sistem ML yang bisa dipakai untuk mengidentifikasi seseorang dalam sebuah video. Dengan begitu, sistem AI ini mampu mendeteksi apakah sebuah video merupakan deepfake atau tidak.