Saya dengar Anas Urbaningrum akan bebas pada bulan April 2023, setelah menjalani hukuman atas segala hal yang disangkakan, terbukti, dan divonis bersalah di pengadilan.
Saya kenal baik dengan Anas Urbaningrum, sebagai sahabat. Walau secara politik, beda haluan.
Anas juga dihukum atas hak politiknya hingga 2025.
Baliho Anas: tunggu beta bale, bahasa Ambon, bukan sekedar kata-kata biasa, penuh maksud dan tujuan politik. Apalagi ditempatkan di tempat yang strategis, menyerang gerombolan politik tertentu.
Ketika Sultan Trenggono mengadakan pesta bersama keluarga dan sentana dalem, tiba-tiba ada kerbau ngamuk. Tidak satupun, prajurit Demak Bintoro mampu menghalau dan membunuh kerbau tersebut.
Kerbau ngamuk tersebut, hanyalah permainan politik dari pecatan prajurit Demak Bintoro: Jaka Tingkir, mas Panca, Pemanahan, Panjawi dan mas Wuragil (Jurumertani), yang dikenal sebagai lima sekawan. Mereka mencoba merebut kembali panggung politiknya di Kasultanan Demak Bintoro. Lima sekawan prasasat sedulur sinoroh wadi, janji setia hingga akhir hayat. Done!
Strategi Ki Buyut Banyubiru, guru lima sekawan, agar tanah yang sudah dimantra dimasukkan ke telinga seekor kerbau yang sedang asyik makan rumput dekat hajatan Sultan Trenggono dan keluarganya, termasuk Kanjeng Ratumas Kambang, yang kelak menjadi permaisuri Jaka Tingkir setelah menjadi Adipati Pajang yang kemudian bernama Hadiwijaya. Kanjeng Ratumas Kambang adalah puteri Sultan Trenggono dari garwa padmi. Ibu Kanjeng Ratumas Kambang adalah puteri Sunan Kalijaga.
Karena tanah bermantra tersebut, kerbau menjadi ngamuk dengan tenaga yang luar biasa.
Strategi ini sukses, Jaka Tingkir alias Mas Karebet, berhasil mengambil tanah bermantra di telinga kerbau, dan kemudian menghantam kepala kerbau dengan kepalan tangannya yang berisi ajian lembusekilan. Kepala kerbau pecah, mati seketika, dan tersungkur di tanah. Atas jasanya tersebut, lima sekawan diterima kembali menjadi prajurit Demak Bintoro.
Apakah cerita diatas ada kemiripan peran yang Anas Urbaningrum bisa lakukan selepas hukumannya? Jelas ada.
Biarkan Anas Urbaningrum ngamuk ke gerombolan politik tertentu, untuk membuka topeng-topeng kebohongan yang selama ini mereka pakai: pencitraan di atas kebohongan.
Saya yakin Anas Urbaningrum akan melakukan hal tersebut, guna memulihkan citra politik, harga diri, dan kehormatannya.
Saya tidak sedang membela kesalahan Anas Urbaningrum di masalalu. Anas Urbaningrum sudah menjalanni hukuman, artinya Anas sudah kembali bersih dari segala sangkaan. Tidak perlu menghukum Anas, karena dia sudah dihukum.
Harapan saya, selepas dari penjara, Anas segera menggoncangkan parpol tertentu, merebut dan membuat kepengurusan baru. Yang berujung bubarnya Koalisi Parpol Kadrun sebelum pendaftaran Capres-Cawapres di KPU.
Saran saya untuk Anas Urbaningrum, berpolitiklah dalam kesederhanaan. Tidak perlu membela tokoh tertentu, belalah bangsa dan negaramu. Terimakasih.(*)
Yogyakarta, 2023-02-23
BPW. Hamengkunegara